Senin, 07 Mei 2012

Lntai Samudera

Lantai Samudera

Bentuk dasar samudera yang paling menonjol adalah pegunungan dasar laut, yang menjalar di lantai samudera seperti jahitan pada bola tenis. ‘Cerobong-cerobong’ vulkanik terdapat di sepanjang pegunungan tersebut. Biasanya cerobong tersebut secara perlahan memuntahkan lava ke dasar laut. Lava itu meluber seperti pasta gigi yang dipencet. Ketika lava bertemu dengan air laut yang dingin, terbentuk bongkahan dan gundukan mirip bantal, yang terdiri dari basalt hitam pekat.
Beberapa cerobong memuntahkan sangat banyak lava sehingga muncul di permukaan sebagai kepulauan vulkanik. Ini hanya terjadi jika terdapat celah tepat di atas cerobong yang berpangkal di mantel. Di zona itu pula terbentuk kerak samudera baru, hasil pemekaran lantai samudera.

Cerobong Hidrotermal
Di beberapa tempat, air menyisip lewat celah-celah lantai samudera. Ketika menyentuh batuan panas, air ikut menjadi panas dan segera melarutkan kandungan mineral yang ada di batuan tersebut. Air akan naik melewati celah bebatuan dan menyembur keluar melalui mulut cerobong hidrotermal dengan suhu sampai 350 derajat celcius. Tekanan yang besar tidak memungkinkan air mendidih pada suhu tersebut. Ketika air hidrotermal mulai mendingin, garam yang ikut larut buyar dan menyebar ke air laut di sekitarnya dalam bentuk partikel lembut. Ini membuat semburan air yang hitam dan kaya mineral tersebut tampak menyerupai semburan asap hitam. Sebab itu, cerobong hidrotermal juga biasa dijuluki ‘si penyebar asap hitam’. Cerobong hidrotermal melepas panas dan sejumlah mineral, terutama senyawa logam sulfida. Gabungan panas dan mineral itu mendukung perkembangan koloni bakteri, cacing gilik, udang buta, dan kerang raksasa.
Semua itu adalah jenis-jenis organisme unik, yang tidak tergantung secara langsung pada sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan energinya. Untuk hidupnya, mereka menyerap energi dari mineral-mineral sulfida yang dilepaskan dari cerobong hidrotermal.


Subduksi
Pada tahun 1960-an para ilmuwan menemukan bukti bahwa lantai samudera mengalami pemekaran. Mereka menemukan jalur-jalur magnetisasi pada batuan yang ada di kedua sisi punggung pegunungan laut. Jalur-jalur ini merekam pembalikan arah medan magnet bumi yang terjadi setiap setengah juta tahun sekali. Magnetisasi batuan kerak ini memiliki arah yang sama dengan medan magnet bumi, sewaktu muncul sebagai punggung pegunungan dan mengeras. Hampir tidak ada kerak samudera yang berumur lebih dari seratus juta tahun, suatu rentang waktu yang hanya setitik masa dalam perjalanan sejarah bumi. Kerak samudera yang tua selalu ditelan oleh lempeng benua dalam proses subduksi. Ketika lembar kerak samudera berhambukan dengan lempeng benua, kerak samudera umumnya membenam ke bawah lempeng benua. Sedimen dasar laut bergesekan dengan permukaan kerak samudera yang sedang bergerak turun, sehingga terbentuk baris gundukan lanau. Kerak samudera mulai meleleh ketika memasuki lapisan mantel panas. Air di dalam kerak berubah menjadi uap bertekanan tinggi, yang dapat mendesak batuan pijar naik ke permukaan, keluar lewat kawah. Efek desakan ini membentuk rantai gunung api yang disebut Cincin Api, yang mengelilingi Samudera Pasifik.

Hanyutan Benua
Samudera Atlantik sampai sekarang sedang mekar dengan laju 3 – 4 cm per tahun. Lantai samudra di beberapa tempat di Pasifik sedang mekar dengan laju 10 cm per tahun. Laju ini terkesan lambat, tetapi dalam jangka waktu ratusan juta tahun proses ini bisa menyebabkan pergeseran lempeng-lempeng benua sejauh ribuan kilometer dari posisi sekarang. Sebagai contoh, Samudera Atlantik belum dijumpai hingga 80 juta tahun silam. Akibat pemekaran lantai samudera dalam jangka waktu jutaan tahun, kini terbentuk samudera-samudera dengan lebar bentang sampai ribuan kilometer.



Peta relief lantai samudera atlantik menunjukkan punggung laut atlantik tengah yang merambaht berkelok dari islandia di utara hingga ke ujung selatan perairan atlantik selatan. Samudera atlantik terbentuk sekitar 80.000.000 tahun silam, setelah superbenua gondwanaland terpecah. sebelumnya, daratan Amerika Selatan dan Afrika menyatu. Inilah sebabnya bentuk pesisir Semenanjung Brasil persis sesuai dengan bentuk persis barat Afrika.


Sekitar 250 juta tahun silam, seluruh benua di permukaan bumi masih menyatu dalam wujud benua tunggal luas yang disebut Pangaea. Sekitar 200 juta tahun yang lalu Pangaea terbelah dan membentuk Gondwanaland di selatan dan Laurasia di utara. Kedua benua ini kemudian terpecah lagi. Pecahan tersebut digerakkan oleh proses perluasan bidang-bidang lantai samudera yang terletak di antara keduanya.
Lantai samudera dapat mengembang dari punggung samudera, atau sebaliknya dapat menyempit akibat gerak saling mendekat antar lempeng benua. Lempeng India bergabung dengan Asia dan Afrika, dan daratan Italia menyatu dengan Eropa. Sedimen yang semula menutupi lantai samudera terus menimbun tinggi sehingga membentuk Plato Tibet dan Pegunungan Yura (di sebelah utara Jenewa). Kerak basalt di lantai samudera kembali membenam ke lapisan mantel bumi.


http://ridwanaz.com/umum/alam/lantai-samudera/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar